Rabu, 13 AGUSTUS 2025 • 16:58 WIB

Kisah 2 Mahasiswa Palestina Belajar Kedokteran ke UNAIR: Demi Kemanusiaan!

Author

Dua mahasiswa Palestina berkuliah di UNAIR (unair.ac.id)

INDOZONE.ID - Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga kembali jadi tujuan untuk mahasiswa internasional. Kali ini, dua mahasiswa asal Palestina menempuh pendidikan dokter spesialis di UNAIR.

Dua mahasiswa tersebut yakni Ahmed Eliaan Syakir Abuajwa dan Ibrahim M. M. Abusalem. Ahmed mengambil Program Studi Spesialis Ilmu Bedah Saraf, sedangkan Ibrahim mengambil Program Studi Bedah Plastik Rekonstruksi dan Estetik.

Baca juga: Road Map PTN 2026, Buat Calon Mahasiswa Baru Wajib Cek

Ahmed mengungkapkan, ini menjadi suatu kebanggaan baginya, karena bisa belajar di salah satu pusat pendidikan terbaik yang ada di Indonesia, khususnya spesialis bedah. 

Ahmed mengaku, motivasi terbesar untuk kuliah ini karena melihat kondisi tanah kelahirannya. Banyak masyarakat yang membutuhkan dokter bedah saraf. 

“Kami di Gaza sangat membutuhkan ahli di bidang ini,” ujarnya.

Ia sadar, bahwa keputusannya ini bukan untuk sekadar belajar. Tapi harus rela meninggalkan Gaza dalam waktu yang cukup lama, dan harus sampai lulus.

“Saya tidak akan kembali ke Palestina sebelum selesai dan membawa bukti kelulusan,” tegasnya.

Kondisi yang Memprihatinkan

Menurutnya, kondisi Gaza saat ini sudah sangat memprihatinkan. Dunia pun sudah tahu, ada krisis kemanusiaan, kelaparan, air, bahkan kerusakan parah pada infrastruktur termasuk rumah sakit.

Ia juga mengaku bahwa rumahnya pun telah hancur, sekolah, dan masjid di sekitarnya pun demikian. 

Baca juga: Semarak Pembukaan PATRIBERA 2025: Sambut Mahasiswa Baru dengan Semangat Bela Negara

Walaupun demikian, ia tetap terus berkomunikasi dengan keluarganya yang berada di pengungsian. Akses komunikasi memang terbatas, tapi keluarganya selalu memberikan dukungan untuk belajar sampai lulus. 

Keluarga Ahmed pun berpesan untuk tidak terlalu memikirkan mereka, jadi fokus untuk belajar saja. 

Berbekal Beasiswa

Sementara itu, Ibrahim datang ke Surabaya berbekal Kementerian Kesehatan. Ia memilih UNAIR bukan hanya karena reputasi, tapi juga kualitas pengajar yang baik. 

“Ini merupakan keistimewaan bagi saya untuk bisa menjadi pelajar di universitas ini,” kata Ibrahim.

Perjalanan kariernya panjang, ia merupakan lulusan Fakultas Kedokteran salah satu kampus di Mesir. Ia pun pernah bekerja di Mesir, dan sempat kembali ke Gaza. Ibrahim juga sempat menempuh pendidikan ke Jerman, sebelum melanjutkan studi spesialis ke UNAIR.

Sama seperti Ahmed, motivasinya yaitu karena negaranya membutuhkan dokter. Ia berharap bisa membawa pengetahuan tersebut dan membantu masyarakat Gaza. Bagi Ahmed, keuntungan pribadi bukanlah sebuah prioritas.

Baca juga: Dari Kertas ke Digital! Mahasiswa KKN-T UNDIP Bimbing Warga Desa Sriwulan Pahami Sertifikat Tanah Elektronik

Harapan Kembali ke Gaza

Ahmed dan Ibrahim memiliki satu misi yang sama, pulang ke Gaza dan membantu masyarakat yang membutuhkan. Bidang yang mereka tekuni pun bukanlah hal yang mudah. 

Keahlian tersebut memang diperlukan untuk menangani masalah berat seperti cedera kepala akibat kecelakaan perang, ledakan, trauma perang, hingga cedera tulang lainnya. Sebab itulah, memerlukan dedikasi yang sepenuhnya.

Mereka pun menyadari, jalan yang ditempuh tidaklah mudah dan banyak rintangan. Namun, keinginan untuk balik ke Gaza dengan membawa ilmu bisa mengalahkan itu semua, serta membuat keduanya terus maju.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Unair.ac.id

TERPOPULER
BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU